PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF MENGANDUNG BERBAGAI JENIS PROTEIN TINGGI
UNTUK TUMBUH KEMBANG BAYI*
Oleh :
ELLAYIN FARIDHA**
ABSTRACT
Exclusive breast milk is the behavior that provide breast milk only to infants up to six months without any additional food or liquid other than breast milk. Since giving exclusive breast milk has many nutrients one of which is protein. Digested into amino acids to accelerate the growth
of the baby, a source of essential amino acids and non-essential, have antimicrobial activity so that they can contribute to the defense
against viruses and bacteria pathogens, a comparison between Whey and Casein is one of the benefits of breast milk so the protein is more easily absorbed by the baby. Production of breast milk a day estimated to be between 750-1000 ml will energize 2100-2500 kilojoules or ± 600 kcal/liter and protein levels of 8.0 to 9.0 g/L.
Keywords: Breast milk, Protein
Keywords: Breast milk, Protein
ABSTRAK
Pemberian
ASI eksklusif adalah perilaku yang memberikan Air Susu Ibu saja kepada bayi
sampai berumur enam bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain selain
ASI. Karena pemberian ASI eksklusif memiliki berbagai nutrisi salah satunya
adalah Protein. Yang didigesti menjadi Asam Amino untuk mempercepat pertumbuhan
bayi, sumber Asam Amino esensial dan non esensial, memiliki aktifitas
antimikroba sehingga mampu memberi kontribusi pertahanan terhadap virus dan
bakteri pathogen, memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang merupakan
salah satu keunggulan ASI sehingga protein ASI lebih mudah diserap oleh bayi.
Produksi ASI perhari diperkirakan antara
750-1000 ml yang akan memberikan energi 2100-2500 kilojoule atau ± 600 kkal per
liter dan kadar protein 8,0-9,0 g/L.
Kata kunci :
ASI, Protein
PENDAHULUAN
Setiap
orangtua pasti menginginkan bayinya lahir secara normal, sehat dan dapat tumbuh
secara optimal, serta diharapkan menjadi manusia yang berkualitas dan berguna
bagi masyarakat dan bangsa. Tugas mulia seorang ibu adalah hamil, melahirkan,
kemudian menyusui bayinya. Sementara kewajiban orang tua adalah mendidik,
membesarkan dan menjadi panutan bagi anak-anaknya agar impian mendapatkan anak
yang berkualitas dapat terwujud.
Bayi baru
lahir perlu mendapat perawatan yang optimal sejak dini, termasuk pemberian
makanan yang ideal. Tidak ada satupun makanan yang ideal untuk bayi baru lahir
selain ASI. World Health Organization (WHO)
dan United Nations Children’s Fund
(UNICEF) menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu perilaku yang
memberikan ASI saja kepada bayi sampai berumur enam bulan tanpa tambahan cairan
ataupun makanan lain selain ASI. karena ASI mengandung semua bahan yang
diperlukan oleh bayi. Bayi baru lahir bisa memenuhi unsur penting untuk
kekebalan tubuhnya hanya dari ASI (Wong, 1995).
Dalam
kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Banyak kendala yang
timbul dalam upaya memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan
bayi. Banyak sekali ibu yang meninggalkannya dengan alasan karir dan
mengabaikan sang buah hati dengan susu formula. Data UNICEF menyatakan 30.000
kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia tiap tahun
bisa dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak
kelahirannya. Akan tetapi tingkat kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI
kepada bayinya masih sangat memprihatinkan. Survei demografi kesehatan
Indonesia pada 2002 menunjukkan pemberian ASI pada bayi satu jam setelah
kelahiran menurun dari 8% menjadi 3,7%. Pemberian ASI ekslusif selama enam
bulan menurun dari 42,2% menjadi 39,5%, sedangkan penggunaan susu formula
meningkat tiga kali lipat menjadi 32,5% (Nuryati, 2008).
Padahal
telah terbukti dari berbagai penelitian mendalam selama 50 tahun terakhir
tentang komposisi dan keuntungan ASI. Air Susu Ibu selain memiliki susunan
nutrisi yang ideal bagi bayi. Berdasarkan data, produksi ASI perhari
diperkirakan antara 750-1000 ml yang akan memberikan energi 2100-2500 kilojoule
atau ± 600 kkal per liter dan protein 8,0-9,0 g/L. (Picciano,2001, Wortthington
and William 2000, Kretchmer and Zimmerman 1997) data dari Indonesia kadar
protein 1,0 - 1,2 gram per 100 ml dan 60-69 kkal per 100 ml (Sediaoetama,2000).
PEMBAHASAN
Tidak ada
satu pun orang tua yang ingin memiliki anak yang tidak cerdas, sakit-sakitan
dan keburukan lainnya terhadap sang buah hati. Tapi tidak sedikit orang tua
meremehkan akan hal pemberian ASI ekslusif pahadal kewajiban pemberian ASI
ekslusif adalah ungkapan kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Bahkan
ungkapan kasih sayang Allah sekaligus anugerah yang luar biasa terhadap setiap
bayi yang terlahir ke muka bumi, merujuk ayat-ayat tentang ASI. Antara lain :
“Para ibu
hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu
disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233)
Hikmah ayat
yang terkandung dalam kitab Suci Alqur’an tersebut, setidaknya menekankan bahwa
Air Susu Ibu (ASI) sangat penting untuk diberikan kepada sang buah hati. Komposisi
kandungan penyusun ASI meliputi berbagai nutrisi antara lain kandungan energi,
ion dan air, enzim, komponen seluler, karbohidrat, lemak dan salah satunya
adalah protein.
Kata protein
berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.
Protein adalah komponen terpenting sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu
merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan.
Salah
satunya, Protein merupakan sumber terbesar bagi bayi yang diperoleh dari air
susu Ibu yang terbentuk dari Asam Amino
bebas di sel-sel sekresi dari grandula mamae. Pembentukan protein susu dan
enzim mamae di induksi oleh prolactin dan dipacu insulin serta kortisol.
Sintesa protein menggunakan Asam Amino esensial dan non esensial.
ASI
mengandung berbagai jenis protein tinggi yang memberikan kualitas seperti yang
telah dijabarkan di atas. Protein ASI didigesti menjadi Asam Amino untuk
mempercepat pertumbuhan bayi, selain sebagai sumber Asam Amino esensial dan non
esensial, terdapat beberapa protein lain yang memiliki aktifitas antimikroba
seperti immunoglobulin, α kasein, lisosime, laktoferin, haptokorrin, α
laktalbumin yang mampu memberi kontribusi pertahanan terhadap virus dan bakteri
pathogen, hal tersebut telah ditunjukkan pada beberapa penelitian (lien. 2003)
Protein
spesifik ASI dibagi menjadi 2 fraksi yaitu whey
dan casein yang didasarkan pada
perbedaan struktur fisik dan pola digesti. Casein menyusun 40 % dari total
protein ASI yang disintesa linier bersama fosfoprotein di epitelium mamae dan
berikatan dengan calcium, phosphate, dan magnesium. Kombinasi kasein dengan
phosphate dan calcium membentuk miselium yang stabil yang disekresikan ke dalam
ASI. Miseluim adalah bentuk yang efesien untuk asupan protein dan mineral pada
bayi dan membawa jumlah lebih besar dari Ca, Mg, P dibandingkan bila dibawa
dalam bentuk cairan air sederhana (Institute of medicine 1998, Kretchmer and
Zimmarman, 1997)
Whey
protein terbagi dalam 3 bagian besar
yaitu α laktalbumin 30 %, laktoferin 10-20 % dan imonoglobulin A 10 %.
Sebagaian besar Whey dipecah dan
merupakan sumber Asam Amino bagi bayi.
Adapun
protein dengan peran berbeda yaitu memiliki aktifitas prebiotic dengan
meningkatkan pertumbuhan bakteri menguntungkan seperti laktobacilus dan
bifidobakteri. Beberapa protein dan peptide memiliki aktifitas immunomodulator
seperti sitokines dan laktoferin. (Institute of Medicine, 1997)
Pemecahan
dan penggunaan zat gizi mikro dan makro juga dibantu beberapa jenis protein
seperti lipase yang stimulasi oleh Asam empedu, amylase, β kasein, laktoferin,
haptokorrin dan α1 antitripsin.
Peran lain
protein ASI yaitu sebagi factor pertumbuhan insulin, epidermal dan laktoferin
yang terlibat pada pengembangan dan pembangunan mukosa intestinal dan
organ-organ lain dari bayi.
Laktoferin
memiliki fungsi anti bakteri tertentu yang memerlukan besi, laktoferin juga
memacu pertumbuhan dan pengembangan limfosit di usus bayi (Kretchmer and
Zimmerman, 1997)
Kebutuhan
protein bayi dan anak lebih besar dibandingkan orang dewasa. Angka kebutuhan
protein bergantung pada mutu protein. Semakin baik mutu protein semakin rendah
angka kebutuhan protein. Mutu protein bergantung pada susunan Asam Amino yang
membentuk, terutama Asam Amino esensial dan ASI mengandung cukup protein yang
bermutu. Kecukupan protein sehari untuk bayi (0-1 tahun) adalah 2,5 gram per
kilogram berat badan (RS. Cipto Mangunkusumo dan Persegi, 1997)
Berdasarkan
berbagai penelitian manfaat air susu ibu telah banyak dibuktikan Alarcon et al
(1997) menyimpulkan bahwa pemberian ASI menurunkan frekuensi dan durasi ISPA
akut dan diare pada anak-anak di bawah 6 bulan. ASI mempunyai efek proteksi
yang kuat terhadap mortalitas anak (Shachdev, 1991)
Heing
(2001), menganalisa berbagai penelitian berkaitan dengan efek lama menyusui dan
kejadian kesakitan serta infeksi, dan disimpulkan bahwa ASI memberikan beberapa
perlindungan secara fisik maupun biokimia. Terhadap agen-agen infeksi secara
klinis di indikasikan ASI kemungkinan memberikan system imun pada bayi.
SIMPULAN
ASI mengandung
berbagai jenis protein yang didigesti menjadi Asam Amino untuk mempercepat pertumbuhan
bayi, sumber Asam Amino esensial dan non esensial, memiliki aktifitas
antimikroba sehingga mampu memberi kontribusi pertahanan terhadap virus dan
bakteri pathogen, memiliki perbandingan antara Whei dan Casein merupakan salah
satu keunggulan ASI sehingga protein ASI lebih mudah diserap oleh bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an. Terjemah Qur’an Surat Al-baqarah ayat 233.
Poeddjiadi Anna dan Titin Supriyanti. 2009. Dasar-dasar
Biokimia. Jakarta. Universitas Indonesia.
WHO,1993. Breastfeeding consoling : A Training Course
participant Manual. Nutrition section UNICEF. USA.
Winarni A Rachmawati.2004. Association Between Breastfeeding
Behaviour and Nutrion Status With Protein and Energi of Breast milk Contect.
Semarang. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegroro.
*TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA. DOSEN PENGAMPU BAPAK SUWASIS
HADI
**ELLAYIN FARIDHA. BIOLOGI. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA. SEMESTER 3
0 komentar:
Posting Komentar