Laman

Minggu, 03 November 2013

FISIOLOGI HEWAN KERJA JANTUNG KATAK


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
1.      Judul  Pengamatan               : Kerja Jantung
2.      Tujuan Pengamatan              : Untuk  mengetahui kerja atau denyut jantung di dalam maupun di luar
tubuh
3.      Alat     :                                               Bahan             :
3.1  Papan Perentangan                            3.7 Katak
3.2  Jarum pentul                                       3.8 Aquades
3.3  Scalpel                                                 3.9 Larutan NaCl 0,85%
3.4  Kasa
3.5  Gunting
3.6  Cawan Petri
4.      Prosedur :
4.1  Dengan tangan kiri, kepala katak ditekukkan kea rah perutnya
4.2  Raba lubang yang terdapat diantara kepala atau cranium dengan tulang belakangnya
4.3  Tusukkan jarum pada lubang tersebut, sambil mengarahkan jarum tersebut kea rah rongga tengkorak, kea rah kanan dan kiri, serta kea rah atas dan bawah (Mendulla Spinalis). Hal ini dilakukan agar katak tidak merasakan sakit
4.4  Bentangkan katak tersebut di atas papan, dengan difiksasi pada kedua ekstrimitasnya
4.5  Lakukan irisan pada bagian dada dan perut, lapis demi lapis tepatnya pada garis median
4.6  Lakukan pemotongan tulang sekitar rongga dada, maka akan tampak jantung yang masih dibungkus oleh selaput tipis berwarna putih. Selaput yang berbentuk kantungan ini di buka akan nampak  jantung yang masih berdenyut.
Perlakukan 1 : hitung denyut jantung katak selama 1 menit sebanyak 3 kali
Perlakukan 2 : hitung denyut jantung katak ditetesi aquades. Selama 1 menit, sebanyak 3 kali
Perlakukan 3 : jantung katak ditetesi larutan NaCl 0,85% . Selama 1 menit, sebanyak 3 kali
4.7  Kemudian jantung katak dipelaskan dari jantung sekitarnya. Berhati-hatilah jangan sampai otot jantung ikut terpotong
4.8  Begitu terlepas dari jaringan sekitarnya. Catat pukul berapa ?
4.9  Kemudian letakkan jantung ke dalam cawan petri
Perlakuan 1 : Hitung denyut jantung katak dalam 1 menit sebanyak 2 kali.
Perlakukan 2 : Hitung denyut jantung katak ditetesi aquades. Selama 1 menit, sebanyak 2 kali
Perlakukan 3 : Hitung denyut jantung katak ditetesi larutan NaCl 0,85% . Selama 1 menit, sebanyak 2 kali

5.      HASIL PENGAMATAN
1.      Posisi Jantung Katak pada saat dibedah di dalam tubuhnya
a.      Perlakukan 1 : menghitung denyut jantung di dalam tubuh katak. Selama 1 menit sebanyak 3 kali
No
Menit
Jantung Katak Berdenyut
1
Pertama
64 detak jantung
2
Kedua
69 detak jantung
3
Ketiga
71 detak jantung
MEAN
68 detak jantung

b.      Perlakukan 2 : menghitung denyut jantung katak ditetesi aquades. Selama 1 menit, sebanyak 3 kali
No
Menit
Jantung Katak Berdenyut
1
Pertama
67 detak jantung
2
Kedua
61 detak jantung
3
Ketiga
60 detak jantung
MEAN
63 detak jantung

c.       Perlakukan 3 : jantung katak ditetesi larutan NaCl 0,85% . Selama 1 menit, sebanyak 3 kali
No
Menit
Jantung Katak Berdenyut
1
Pertama
58 detak jantung
2
Kedua
56 detak jantung
3
Ketiga
57 detak jantung
MEAN
57 detak jantung


2.      Posisi Jantung Katak dilepaskan dari tubuhnya. Kemudian di taruh di dalam cawan petri.
*      Pengambilan jantung katak pada pukul : 11.23 WIB.
a.      Perlakuan 1 : Menghitung denyut jantung katak di dalam cawan petri. Selama 1 menit sebanyak 2 kali.
No
Menit
Jantung Katak Berdenyut
1
Pertama
40 detak jantung
2
Kedua
42 detak jantung
MEAN
41 detak jantung

b.      Perlakukan 2 : Menghitung denyut jantung katak ditetesi aquades. Selama 1 menit, sebanyak 2 kali
No
Menit
Jantung Katak Berdenyut
1
Pertama
42 detak jantung
2
Kedua
43 detak jantung
MEAN
42 detak jantung

c.       Perlakukan 3 : Menghitung denyut jantung katak ditetesi larutan NaCl 0,85% . Selama 1 menit, sebanyak 2 kali
No
Menit
Jantung Katak Berdenyut
1
Pertama
43 detak jantung
2
Kedua
45 detak jantung
MEAN
44 detak jantung

6.      PEMBAHASAN
Jantung katak berbeda dengan jantung manusia. Jantung katak maupun mamalia mempunya centrum automasi sendiri artinya tetap berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan dari tubuh. Secara anatomis jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel. Secara garis besar peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia namun saat darah dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus venosus. Jantung katak memiliki respon yang kurang lebih sama dengan jantung manusia, contohnya denyut jantung akan meningkat saat panas dan melambat saat dingin, kerjanya dapat dipengaruhi oleh hormone, dan memiliki band moderator.

Kontraksi jantung terdiri dari kontraksi atrium dan kontraksi ventrikel. Kedua macam kontraksi jantung menunjukkan bahwa siklus jantung terdiri dari systole dan diastole. Systole merupakan periode kontraksi ventrikel saat jantung memompakan darahnya dari ventrikel ke sirkulasi pulmonal ( A pulmonalis) dan ke sirkulasi sistemik (aorta). Pada saat systole katub-katubatrioventrikularis (mitralis dan bikuspidalis) menutup sedangkan katub-katub semilunaris (katub aorta dan katub pilmonal) membuka sehingga ventrikel yang berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan darahnya ke aorta dan A pulmonalis. Sedangkan diastole menunjukkan periode relaksasi ventrikel (kontraksi atrium) saat ventrikel menerima darah dari atrium yang sebelumnya telah menerima darah dari paru-paru (V Pulmonalis) dan dari seluruh tubuh (vena cava). Pada saat distole katub-katub semilunaris(katub aorta dan katub pulmonal) menutup sedangkan katub-katub atrioventrikularis  (mitralis dan bikuspidalis) membuka sehingga atrium yang berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan darahnya ke ventrikel.
Kontraksi atrium terjadi hampir bersamaan dengan relaksasi ventrikel, walaupun pada saat ventrikel relaksasi, atrium berkontraksi namun besarnya tekanan kedua ruangan ini hampir sama. Sedangkan pada saat atrium relaksasi juga tak tampak karena tertutup oleh besarnya tekanan pada ventrikel yang sedang berkontraksi, dimana proses berkontraksi dan relaksasi (systole dan diastole) dari atrium maupun ventrikel pada keadaan normal akan terjadi terus menerus. Kontraksi jantung tidak semata-mata tergantung dari impuls yang di hantarkan oleh syaraf. Jantung mempunyai kemampuan untuk self excitation sehingga dapat berkontraksi secara otomatis walaupun telah di lepas dari tubuh dan semua syaraf menuju jantung telah di potong.
Menurut Supripto (1998) bahwa meskipun jantung berkontraksi dengan sendirinya, namun kuat kontraksi, frekuensi denyut jantung, dan perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pasangan kedua saraf ini kerjanya adalah saling berlawanan yaitu:
·         Saraf simpatik bekerja meningkatkan baik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan mempercepat perambatan impuls pada jantung, sedangkan
·         Saraf parasimpatik bekerja menurunkan naik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan melambatkan perambatan impuls pada jantung.

2.2 Centrum Automasi dan Peranan Terhadap Jantung Katak

Automasi artinya jantung ini masih dapat melakukan fungsinya tanpa dipengaruhi saraf. Dibuktikan dengan cara merusak otak atau sumsum punggung. Jantung tetap normal melakukan fungsinya untuk beberapa saat. Jantung katak maupun mamalia mempunya centrum automasi sendiri artinya tetap berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan dari tubuh. Pada katak frekuensi jantung diatur oleh salah satu dari ketiga pasang ganglionnya.

Peranan centrum automasi pada katak itu menyebabkan jantung tetap berdenyut setelah seluruh persarafannya dipotong. Bahkan bila jantung dipotong-potong, setiap potongan jaringan jantung masih berdenyut. Hal ini disebakan oleh adanya jaringan khusus pemicu di jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang. Jaringan picu jantung membentuk sistem hantaran yang dalam keadaan normal menyebarkan impuls ke seluruh jantung.

Jantung mengandung serat-serat jantung yang termodifikasi yang berfungsi untuk mengkoordinasikan detak jantung dengan mengatur waktu kontraksi dari atrium dan ventrikel, secara normal berawal pada nodus sinoatrium(SA) yang berlokasi dalam atrium kanan pada pintu masuk vena kava superior.Berawal dari nodus sino atrium sampai nodus antrio ventrikulum, terletak di bagian belakang septum inter ventrikulum dan mulai dari titik ini, seberkas sel-sel otot jantung yang termodifikasi (serat-serat purkinje) bercabang dua dan cabangyang terpisah berjalan melalui jaringan subendokardial dari ventrikel kanan dankiri. Sel-sel dalam dua daerah nodus itu berbentuk spul, sel-sel yang sangat bercabang yang dipisahkan satu sama lain oleh sedikit jaringan penyambung(Guyton,1995).
Pada pengamatan pertama, setelah melakukan double pithing terhadap katak, frekuensi denyut jantung setelah dibedah pada menit pertama hingga ketiga berturut-turut adalah 64/menit, 69/menit, dan 71/menit dengan rata-rata frekuensi denyut jantung selama 3 menit adalah 69. Dari ketiga frekuensi denyut jantung tersebut memperlihatkan bahwa jantung katak masih tetap berdenyut dengan keadaan ritmis (berirama).
Pada pengamatan kedua, setelah melakukan double pithing terhadap katak, frekuensi denyut jantung setelah dibedah dan ditetesi aquades sebanyak 3 tetes pada menit pertama hingga ketiga berturut-turut adalah 67/menit, 61/menit, dan 60/menit dengan rata-rata frekuensi denyut jantung selama 3 menit adalah 63.
 Pada pengamatan ketiga, setelah melakukan double pithing terhadap katak, frekuensi denyut jantung setelah dibedah dan ditetesi larutan NaCl 0,85% sebanyak 3 tetes pada menit pertama hingga ketiga berturut-turut adalah 58/menit, 56/menit, dan 57/menit dengan rata-rata frekuensi denyut jantung selama 3 menit adalah 57. Dari ketiga frekuensi denyut jantung tersebut memperlihatkan bahwa kontraksi otot jantung pada katak menjadi lebih lambat setelah diteteskan larutan NaCl dibandingkan dengan frekuensi denyut jantung katak normal dan yang diteteskan dengan aquades . Hal ini disebabkan karena larutan NaCl 0,85% bersifat hipotonis dan mempengaruhi regulasi tekanan osmotis pada sel-sel otot jantung sehingga kontraksi otot jantung menjadi lemah. Setelah menghitung frekuensi denyut jantung selama 3 menit jantung katak diangkat dari tubuhnya kemudian di masukkan ke dalam larutan NaCl. Frekuensi denyut jantung pada menit pertama hingga kedua berturut-turut adalah 43/menit, dan 45/menit dengan rata-rata frekuensi denyut jantung selama 2 menit adalah 44. Hal ini juga disebakan karena larutan NaCl bersifat hipotonis. Disamping itu jantung masih tetap berdenyut diluar tubuh dan tidak berhubungan lagi dengan sistem saraf simpatis dan parasimpatis karena pada jantung terdapat serabut purkinje dan serabut his yang membuat jantung tetap berdenyut secara otomatis.

7.      KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan. Kami menarik simpulan :
1.      Secara umum jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium, dan satu ventrikel.
2.      Sinus venosus adalah ruang disekitar jantung. Peranan sinus venosus menyimpan darah dari vena yang akan dialirkan kembali menuju atrium dan ventrikel.
3.      Kontraksi otot jantung pada katak dipengaruhi oleh bahan kimia seperti larutan  NaCl 0,85%  yang memperlambat kontraksi otot jantung karena bersifat hipotonis.
4.      Jantung Katak masih bisa berdenyut diluar tubuhnya karena jantung katak terdapat serabut purkinje dan serabut his

8.      REFERENSI
Afrianto, Panji. Otot Jantung. Blog Panji. http://panjiarfianto09.student.ipb.ac.id(15 Juni 2012).
Alamsyah, Muhammad. Fisiologi Hewan. http://Muhalamsyah.blogsport.com (diakses 30 oktober 2012. Pukul 10.52)
Campbell, Neil A.  Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, Biologi Edisi ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
Erliyanto, Machriz dkk. 2008. Perancangan Perangkat Monitoring Denyut Jantung (Heart-Beat
 Guyton, A. C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku kedokteranEGC: Jakarta
Halwatiah,  Fisiologi. Makassar: Alauddin press, 2009.
Isnaeni, Wiwi. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Monitoring) dengan Visualisasi LCD Grafik Berbasis Atmel AT89C51. Bali: Konferensi Nasional
Sistem dan Informatika.
Supripto. 1998. Fisiologi Hewan. Penerbit ITB:Bandung
Susanto, Hendra. Otot Jantung. Blog Hendra, http://hendrasusantofaal.blogspot.com (15 Juni 2012)
Tim Dosen, Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Surabaya: Universitas Muhammadiyah Surabaya, 2013.
Tria, Desy Wulandari. Fisiologi Ternak. http://Desytria.blogspot.com (diakses 30 Oktober 2012. Pukul 11.10 WIB)
Ville, C. A., Warner F. W dan Robert B. D. 1988. Zoologi Umum. Erlangga:Jakarta.



0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More