LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
1.
Judul Pengamatan : Kerja
Jantung
2.
Tujuan Pengamatan :
Untuk mengetahui kerja atau denyut
jantung di dalam maupun di luar
tubuh
3. Alat : Bahan :
3.1 Papan Perentangan 3.7 Katak
3.2 Jarum pentul 3.8 Aquades
3.3 Scalpel 3.9 Larutan NaCl
0,85%
3.4 Kasa
3.5 Gunting
3.6 Cawan Petri
4. Prosedur :
4.1 Dengan tangan kiri, kepala katak
ditekukkan kea rah perutnya
4.2 Raba lubang yang terdapat diantara
kepala atau cranium dengan tulang belakangnya
4.3 Tusukkan jarum pada lubang tersebut,
sambil mengarahkan jarum tersebut kea rah rongga tengkorak, kea rah kanan dan
kiri, serta kea rah atas dan bawah (Mendulla Spinalis). Hal ini dilakukan agar
katak tidak merasakan sakit
4.4 Bentangkan katak tersebut di atas
papan, dengan difiksasi pada kedua ekstrimitasnya
4.5 Lakukan irisan pada bagian dada dan
perut, lapis demi lapis tepatnya pada garis median
4.6 Lakukan pemotongan tulang sekitar
rongga dada, maka akan tampak jantung yang masih dibungkus oleh selaput tipis
berwarna putih. Selaput yang berbentuk kantungan ini di buka akan nampak jantung yang masih berdenyut.
Perlakukan
1 : hitung denyut jantung katak selama 1 menit sebanyak 3 kali
Perlakukan
2 : hitung denyut jantung katak ditetesi aquades. Selama 1 menit, sebanyak 3
kali
Perlakukan
3 : jantung katak ditetesi larutan NaCl 0,85% . Selama 1 menit, sebanyak 3 kali
4.7 Kemudian jantung katak dipelaskan
dari jantung sekitarnya. Berhati-hatilah jangan sampai otot jantung ikut
terpotong
4.8 Begitu terlepas dari jaringan
sekitarnya. Catat pukul berapa ?
4.9 Kemudian letakkan jantung ke dalam
cawan petri
Perlakuan 1 : Hitung denyut jantung
katak dalam 1 menit sebanyak 2 kali.
Perlakukan 2 : Hitung denyut jantung
katak ditetesi aquades. Selama 1 menit, sebanyak 2 kali
Perlakukan 3 : Hitung denyut jantung
katak ditetesi larutan NaCl 0,85% . Selama 1 menit, sebanyak 2 kali
5. HASIL PENGAMATAN
1. Posisi Jantung Katak pada saat
dibedah di dalam tubuhnya
a. Perlakukan 1 : menghitung denyut
jantung di dalam tubuh katak. Selama 1 menit sebanyak 3 kali
No
|
Menit
|
Jantung
Katak Berdenyut
|
1
|
Pertama
|
64
detak jantung
|
2
|
Kedua
|
69 detak jantung
|
3
|
Ketiga
|
71
detak jantung
|
MEAN
|
68 detak jantung
|
b. Perlakukan 2 : menghitung denyut
jantung katak ditetesi aquades. Selama 1 menit, sebanyak 3 kali
No
|
Menit
|
Jantung
Katak Berdenyut
|
1
|
Pertama
|
67
detak jantung
|
2
|
Kedua
|
61 detak jantung
|
3
|
Ketiga
|
60
detak jantung
|
MEAN
|
63 detak jantung
|
c. Perlakukan 3 : jantung katak ditetesi
larutan NaCl 0,85% . Selama 1 menit, sebanyak 3 kali
No
|
Menit
|
Jantung
Katak Berdenyut
|
1
|
Pertama
|
58
detak jantung
|
2
|
Kedua
|
56 detak jantung
|
3
|
Ketiga
|
57
detak jantung
|
MEAN
|
57 detak jantung
|
2. Posisi Jantung Katak dilepaskan dari
tubuhnya. Kemudian di taruh di dalam cawan petri.
Pengambilan
jantung katak pada pukul : 11.23 WIB.
a. Perlakuan 1 : Menghitung denyut
jantung katak di dalam cawan petri. Selama 1 menit sebanyak 2 kali.
No
|
Menit
|
Jantung Katak
Berdenyut
|
1
|
Pertama
|
40
detak jantung
|
2
|
Kedua
|
42 detak jantung
|
MEAN
|
41
detak jantung
|
b. Perlakukan 2 : Menghitung denyut
jantung katak ditetesi aquades. Selama 1 menit, sebanyak 2 kali
No
|
Menit
|
Jantung
Katak Berdenyut
|
1
|
Pertama
|
42
detak jantung
|
2
|
Kedua
|
43 detak jantung
|
MEAN
|
42
detak jantung
|
c. Perlakukan 3 : Menghitung denyut
jantung katak ditetesi larutan NaCl 0,85% . Selama 1 menit, sebanyak 2 kali
No
|
Menit
|
Jantung
Katak Berdenyut
|
1
|
Pertama
|
43
detak jantung
|
2
|
Kedua
|
45 detak jantung
|
MEAN
|
44 detak
jantung
|
6. PEMBAHASAN
Jantung katak berbeda dengan jantung manusia.
Jantung katak maupun mamalia mempunya centrum automasi sendiri artinya tetap
berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di
keluarkan dari tubuh. Secara anatomis jantung katak terbagi menjadi tiga ruang
yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel. Secara garis besar
peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia namun saat darah
dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus venosus.
Jantung katak memiliki respon yang kurang lebih sama dengan jantung manusia,
contohnya denyut jantung akan meningkat saat panas dan melambat saat dingin,
kerjanya dapat dipengaruhi oleh hormone, dan memiliki band moderator.
Kontraksi jantung terdiri dari kontraksi
atrium dan kontraksi ventrikel. Kedua macam kontraksi jantung menunjukkan bahwa
siklus jantung terdiri dari systole dan diastole. Systole merupakan periode
kontraksi ventrikel saat jantung memompakan darahnya dari ventrikel ke sirkulasi
pulmonal ( A pulmonalis) dan ke sirkulasi sistemik (aorta). Pada saat systole
katub-katubatrioventrikularis (mitralis dan
bikuspidalis) menutup sedangkan katub-katub semilunaris (katub aorta dan katub
pilmonal) membuka sehingga ventrikel yang berkontraksi (tekanannya meningkat)
memompakan darahnya ke aorta dan A pulmonalis. Sedangkan diastole menunjukkan
periode relaksasi ventrikel (kontraksi atrium) saat ventrikel menerima darah
dari atrium yang sebelumnya telah menerima darah dari paru-paru (V Pulmonalis)
dan dari seluruh tubuh (vena cava). Pada saat distole katub-katub
semilunaris(katub aorta dan katub pulmonal) menutup sedangkan katub-katub atrioventrikularis (mitralis dan
bikuspidalis) membuka sehingga atrium yang berkontraksi (tekanannya meningkat)
memompakan darahnya ke ventrikel.
Kontraksi atrium terjadi hampir
bersamaan dengan relaksasi ventrikel, walaupun pada saat ventrikel
relaksasi, atrium berkontraksi namun besarnya tekanan kedua ruangan ini hampir
sama. Sedangkan pada saat atrium relaksasi juga tak tampak karena tertutup oleh
besarnya tekanan pada ventrikel yang sedang berkontraksi, dimana proses
berkontraksi dan relaksasi (systole dan diastole) dari atrium maupun ventrikel
pada keadaan normal akan terjadi terus menerus. Kontraksi jantung tidak
semata-mata tergantung dari impuls yang di hantarkan oleh syaraf. Jantung
mempunyai kemampuan untuk self excitation sehingga dapat berkontraksi secara
otomatis walaupun telah di lepas dari tubuh dan semua syaraf menuju jantung
telah di potong.
Menurut Supripto (1998) bahwa meskipun jantung
berkontraksi dengan sendirinya, namun kuat kontraksi, frekuensi denyut jantung,
dan perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf
simpatik dan saraf parasimpatik. Pasangan kedua saraf ini kerjanya adalah
saling berlawanan yaitu:
·
Saraf simpatik bekerja meningkatkan baik kuat kontraksi maupun
frekuensi denyut jantung dan mempercepat perambatan impuls pada jantung,
sedangkan
·
Saraf parasimpatik bekerja menurunkan naik kuat kontraksi maupun
frekuensi denyut jantung dan melambatkan perambatan impuls pada jantung.
2.2 Centrum Automasi dan Peranan Terhadap Jantung Katak
Automasi artinya jantung ini masih dapat melakukan
fungsinya tanpa dipengaruhi saraf. Dibuktikan dengan cara merusak otak atau
sumsum punggung. Jantung tetap normal melakukan fungsinya untuk beberapa
saat. Jantung katak
maupun mamalia mempunya centrum automasi sendiri artinya tetap berdenyut
meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan
dari tubuh. Pada katak frekuensi jantung diatur oleh salah satu dari
ketiga pasang ganglionnya.
Peranan centrum automasi pada katak itu menyebabkan jantung
tetap berdenyut setelah seluruh persarafannya dipotong. Bahkan bila
jantung dipotong-potong, setiap potongan jaringan jantung masih berdenyut. Hal
ini disebakan oleh adanya jaringan khusus pemicu di jantung yang mampu
mencetuskan potensial aksi berulang-ulang. Jaringan picu jantung membentuk
sistem hantaran yang dalam keadaan normal menyebarkan impuls ke seluruh
jantung.
Jantung mengandung
serat-serat jantung yang termodifikasi yang berfungsi untuk
mengkoordinasikan detak jantung dengan mengatur waktu kontraksi dari atrium dan
ventrikel, secara normal berawal pada nodus sinoatrium(SA) yang berlokasi dalam atrium kanan pada pintu masuk vena kava
superior.Berawal dari nodus sino atrium sampai nodus antrio ventrikulum,
terletak di bagian belakang septum inter ventrikulum dan mulai dari titik
ini, seberkas sel-sel otot jantung
yang termodifikasi (serat-serat purkinje) bercabang dua dan
cabangyang terpisah berjalan melalui jaringan subendokardial dari ventrikel
kanan dankiri. Sel-sel dalam dua daerah nodus itu berbentuk spul, sel-sel yang
sangat bercabang yang dipisahkan satu sama lain oleh sedikit jaringan
penyambung(Guyton,1995).
Pada pengamatan pertama, setelah melakukan
double pithing terhadap katak, frekuensi denyut jantung setelah dibedah pada
menit pertama hingga ketiga berturut-turut adalah 64/menit, 69/menit, dan 71/menit
dengan rata-rata frekuensi denyut jantung selama 3 menit adalah 69. Dari ketiga
frekuensi denyut jantung tersebut memperlihatkan bahwa jantung katak masih
tetap berdenyut dengan keadaan ritmis (berirama).
Pada pengamatan kedua,
setelah melakukan double pithing terhadap katak, frekuensi denyut jantung
setelah dibedah dan ditetesi aquades sebanyak 3 tetes pada menit pertama hingga
ketiga berturut-turut adalah 67/menit, 61/menit, dan 60/menit dengan rata-rata
frekuensi denyut jantung selama 3 menit adalah 63.
Pada pengamatan ketiga, setelah
melakukan double pithing terhadap katak, frekuensi denyut jantung setelah
dibedah dan ditetesi larutan NaCl 0,85% sebanyak 3 tetes pada menit pertama
hingga ketiga berturut-turut adalah 58/menit, 56/menit, dan 57/menit dengan
rata-rata frekuensi denyut jantung selama 3 menit adalah 57. Dari ketiga
frekuensi denyut jantung tersebut memperlihatkan bahwa kontraksi otot jantung
pada katak menjadi lebih lambat setelah diteteskan larutan NaCl dibandingkan
dengan frekuensi denyut jantung katak normal dan yang diteteskan dengan aquades
. Hal ini disebabkan karena larutan NaCl 0,85% bersifat hipotonis dan
mempengaruhi regulasi tekanan osmotis pada sel-sel otot jantung sehingga
kontraksi otot jantung menjadi lemah. Setelah menghitung frekuensi denyut jantung
selama 3 menit jantung katak diangkat dari tubuhnya kemudian di masukkan ke dalam
larutan NaCl. Frekuensi denyut jantung pada menit pertama hingga kedua
berturut-turut adalah 43/menit, dan 45/menit dengan rata-rata frekuensi denyut
jantung selama 2 menit adalah 44. Hal ini juga disebakan karena larutan NaCl
bersifat hipotonis. Disamping itu jantung masih tetap berdenyut diluar tubuh
dan tidak berhubungan lagi dengan sistem saraf simpatis dan parasimpatis karena
pada jantung terdapat serabut purkinje dan serabut his yang membuat jantung
tetap berdenyut secara otomatis.
7.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan. Kami menarik
simpulan :
1.
Secara
umum jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium, dan
satu ventrikel.
2.
Sinus
venosus adalah ruang disekitar jantung. Peranan sinus venosus menyimpan darah
dari vena yang akan dialirkan kembali menuju atrium dan ventrikel.
3.
Kontraksi
otot jantung pada katak dipengaruhi oleh bahan kimia seperti larutan NaCl 0,85% yang memperlambat kontraksi otot jantung
karena bersifat hipotonis.
4.
Jantung
Katak masih bisa berdenyut diluar tubuhnya karena jantung katak terdapat
serabut purkinje dan serabut his
8.
REFERENSI
Alamsyah, Muhammad. Fisiologi Hewan. http://Muhalamsyah.blogsport.com
(diakses 30 oktober 2012. Pukul 10.52)
Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence
G. Mitchell, Biologi Edisi ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga,
2004.
Erliyanto,
Machriz dkk. 2008. Perancangan Perangkat Monitoring Denyut Jantung
(Heart-Beat
Guyton, A. C. 1995. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Penerbit Buku kedokteranEGC: Jakarta
Halwatiah, Fisiologi. Makassar: Alauddin press,
2009.
Isnaeni, Wiwi. Fisiologi Hewan. Yogyakarta:
Kanisius, 2006.
Monitoring)
dengan Visualisasi LCD Grafik Berbasis Atmel AT89C51. Bali: Konferensi
Nasional
Sistem
dan Informatika.
Supripto. 1998. Fisiologi
Hewan. Penerbit ITB:Bandung
Susanto, Hendra. Otot Jantung. Blog
Hendra, http://hendrasusantofaal.blogspot.com (15 Juni 2012)
Tim Dosen, Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Surabaya:
Universitas Muhammadiyah Surabaya, 2013.
Tria,
Desy Wulandari. Fisiologi Ternak. http://Desytria.blogspot.com (diakses 30 Oktober 2012. Pukul 11.10 WIB)
Ville,
C. A., Warner F. W dan Robert B. D. 1988. Zoologi Umum. Erlangga:Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar