Matahari mulai
muncul dari tempat peraduannya, di ufuk timur itu cahayanya bagaikan emas yang
menyinari alam semesta ini, semirir angin menambah hangatnya suasana pagi. Ku
lihat bayanganya berlari-lari untuk menerima hukuman dari pak muad. Guru
penjaga gerbang sekolah yang paling disiplin. Sosok itu adalah Tifatul Rahman.
Kakak kelas yang sangat perhatihan sama adik kelasnya, wajahnya tampan sehingga
dapat menarik hati jutaan kaum hawa. Saat pemilihan kakak kelas favorit dialah
kakak kelas yang mendapat fans paling banyak karena kebaikan, wibawa dan
kebijaksanaannya.
Saat sekolah
mengadakan agenda acara. Tifatul adalah sosok yang dapat menyulap suasana yang
hening menjadi lebih bersemangat, motivasi-motivasi yang diberikan selalu
mengena jiwa. Mulai detik itu, aku kagum padanya, ternyata selama ini. apa yang
dikatakan teman-temanku… benar,
kakak kelas yang benar-benar disegani oleh adik kelasnya. Tifatul lebih 2 tahun
dariku, dia duduk di SMA kelas 3. Setelah acara itu selesai banyak temen-temen
yang mau mintak fotonya, no hp, no sepatunya dan lain-lain sehingga membuat
hati ini miris melihatnya. Rasanya aku pingin berteriak jangan ganggu kakakku.
Tapi siapalah a…ku ????...
Dia hanya tersenyum ramah menanggapi semua
wanita dengan sikap yang tak mau di foto.
…
Setiap pagi tak
kunjung-kunjungnya banyak gadis-gadis penggoda lalu lalang di kelas XII J. kelas itu tepat berada di samping
kelas ku. Sebuah surat,
coklat, gulali selalu datang setiap pagi dan
kak Tifatul menolaknya dengan lembut dan sederhana agar tak menyakiti
hati para wanita itu. Di kelasku hampir semua mengaguminya. Tapi, yang paling
aktif adalah Rina dan Ika. Mereka berdua tak pernah ketinggalan untuk mencari
berita tentang lelaki pujaannya yaitu Tifatul. Sampai-sampai berani bertaruh bahwa
mereka akan mendapatkan Tifatul.
Mulai dari
makanan, tempat tanggal lahirnya, hobby, cita-citanya, berangkat jam berapa,
sampai di sekolah jam berapa. Semua tak pernah terlewat oleh mereka berdua.
Saat mereka bercerita kepada aku. Aku hanya gigit jari karena melihat betapa
sungguh-sungguhnya mereka ingin mendapatkan Tifatul.
Jam istirahat
pun berdering,……kring….kring…kring…
Dari pojok ke
pojok semuanya keluar kelas. ada yang ingin ke kantin, ke perpus , ke ruang
lababuraturium, ruang computer, duduk-duduk di bawah pohon yang rindang dan
lain-lain. Sedangkan, aku selalu nongkong ke perpustakaan untuk membaca buku.
Mulai dari Novel islami, buku islami, pengetahuan umum selalu ku lahap habis.
Saat itu, tak ku sangka yang duduk di pojok adalah Tifatul. Rasanya hati ini
ingin sekali menghampirinya, minta fotonya tapi apa dayanya a k u ………
Dia sedang
membaca buku islami tentang Pergaulan
antar pria dan wanita.
….
Hari ini adalah
hari yang bahagia karena sinar mentari tersenyum dengan ceria, burung-burung
mendendangkan lagu secara sahut menyahut, tumbuhan-tumbuhan seakan-akan
melambaikan tangannya kepada ku.
Hari ini
adalah hari pembagian rapot semester
pertama. Bunda dan Ayah akan mengambilnya. Hati ini berdegup kencang karena
siapa yang mendapat peringkat umum pertama akan mendapatkan piala penghargaan
murid teladan dari kepala sekolah dan harus naik ke atas podium untuk
memberikan kata singkat atas keberhasilannya.
Acara pun di
mulai. aku duduk di samping bunda dan ayah. Pembawa acaranya tak lain dan tak
bukan adalah Tifatul Rahman. Setelah sambutan demi sambutan terlewati maka
masuklah pada acara puncak, hati ini mlah berdegup dengan kencangnya sekujur
tubuh menggeluarkan keringan dinginnya.
Tak lama
kemudian………..
Tifatul
memanggil nama ananda Faza Kamila, bunda dan Ayah tersentak kaget dan mereka
merasa bahagia karena anaknya mendapat piala penghargaan murid teladan. Pada
saat itu, Tifatul juga memberikan selamat untukku, aku senang dengan perhargaan
yang di berikan sekolah dan senang
mendapatkan ucapan selamat dari kakak kelas yang paling favorit tahun ini.
….
Beberapa
bulan berlalu sikap kakak kelas yang paling di kagumi berubah 1800 ,
semakin pendiam, wajahnya tak memberikan suatu sinar yang ceria, dan jarang
manggung di atas podium. Saat itu, Ika dan Rina juga tak tahu kenapa sang
pujaan hatinya seperti itu, semua telah berubah…….
Tifatul
yang paling di kagumi ternyata luntur, gadis-gadis penggoda mulai sirna. Setiap
pagi, surat ,
coklat, gulali tak sebatang hidung pun lewat di depan kelas ku. Saat itu aku menjadi gadis yang paling
aktif mencari berita mengapa Tifatul
yang paling di kagumi ternyata seperti itu.
Tak
seperti biasanya, aku pulang melewati rumah Tifatul. Aku tanyakan kepada
sahabat Tifatul yaitu kak Azzam kakak kelas yang masih sepupu dengan ku yang
rumahnya berdekatan dengan kak tifatul. Entah tak tahu kenapa aku senekat itu.
Sampai
1 jam, Kak Azzam tak mau menceritakannya, Akhirnya aku putuskan untuk pamit
pulang karena tak menemukan berita yang ku cari dan sudah hampir sore.
Sesampai
di rumah aku langsung menuju ke kamar. Tanpa ku sadari HP ku berdering ternyata
sms dari kak Azzam.
“Adikku, bukan bermaksud hati, kakak seperti
ini. Kakak tak mau adik bersedih hati mendergar berita ini karena kakak tau apa
yang ada dalam hatimu.
Aku
kaget mendengar semua itu. Dalam benakku, aku sungguh kasihan kepada kak kelas
yang paling di kagumi itu. Entah kenapa rasa itu muncul dengan tiba-tiba. Mulut
ku komat-kamit sendiri
Memang
aku siapanya dia ?.... dalam hati ku seperti itu.
Tapi,
aku juga tak dapat mengkhianati hati ini, Aku sungguh kasihan padanya.
Tak
lama kemudian, bunda menghampiriku di dalam kamar. Dan menanyakan “ Ada apa nduk ? kok tak
seperti biasanya. Aku rasanya ingin menangis di dekapnya. Tapi aku sembunyikan
lelehan air mata ini. Dan ku hapus cepat-cepat butiran air mata. Nak, bunda
lebih tahu dari pada kamu. Karena bunda telah mengasuhmu sejak kecil, tahu
sikapmu, marahmu, tangismu, dan rahasia yang tlah engkau sembunyikan.
Saat
itu bunda mendekapku, dan aku menagis sejadi-jadinya. Dan mencerita semua isi
hatiku kepadanya sambil mengulurkan
puisi-puisi indah yang slalu ku tulis.
My chemical Romance fall in 13
andainya cinta dapat kuberi nama
akan ada namanya disana
andainya rindu dapat kutitipkan lewat kuntum bunga
maka tak cukup sejuta bunga membawanya
perihnya rasa merindui
dahsyat menggetarkan di setiap sel
mata pikiran terus terjaga
hati tak jemu melukis senyumnya
bagai ribuan atom meledak tepat di jantung
merapuhkan dan menguatkan dalam satu waktu
bagai terhantam beton
dengan tumbukan lenting sempurna, kontinum nol
berawal tanpa momen dipol
melejit menjadi senyawa polar
tak lagi menjadi asam lemah
menuju ikatan hidrogen
realitas bukan dongeng
miris tapi masih fantastis
takdir hanya milik Ilahi
Sang pereaksi kimia terhebat telah dan selalu menang!!!
kapal sudah tak pernah menurunkan sauh
melanjutkan ekspedisi bersama sang waktu
tak lagi tampak jutaan pisces
tuk mengganti sel-sel yang telah mati
kini, betapa sulitnya membaca kompas kehidupan
tak tahu kemana harus menapak
mengacaukan logika akal
melemahkan sinyal inert
hatiku tinggal separuh
separuh yang lain telah hancur dalam cinta maya
dan puing hati yang tersisa
buram ternoda
ku berjalan perlahan
tertatih tersaruk terjatuh
kuatkan asa tuk tetap melaju
aku merangkak lututku goyah
darah merembes menetes perih membasahi pori-pori
aku letih, dahaga, kering
ingin membasuh diri di telaga kasihMu
kembali menikmati hangatnya cintaMu
Ya Rabb...
dengan cintaMu
izinkanlah aku mengirim seuntai doa
demi kebahagiaan..sang nakhoda
Dengan lembut kemudian bunda membelaiku dan bertutur,” Nak,
mencintai seseorang adalah hal yang wajar, itu adalah sebuah naluri setiap
makhluk ciptaan-Nya. Tapi jangan sampai rasa cinta itu tidak kita tempatkan
pada tempatnya. Sehingga, kita dekat dengan murka-Nya bukan mendapat cinta-Nya.
Jika Tifatul memang jodohmu maka tak akan kemana-kemana. Karena Yang Maha Adil
telah mengatur semuanya. Bahwa, jodoh, ajal, dan rezeki semua sudah di atur dan
sudah di tulis dalam kitab lauhul mahfud-Nya. Wahai putriku, Tugas
kamu bukan mencari tahu tentang dirinya, akan tetapi
mensho-lih-kha-kan diriku nak”
Ini
sayang ada sebuah ayat dalam al-qur’an “wanita-wanita yang keji adalah
untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita
yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik
dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). … (TQS.
An-nur : 26)”
Setelah
mendengarkan tutur bunda lelehan air mata sedikit demi sedikit mulai memudar,
aku beristigfar kepada-Nya, betapa bodohnya aku ini karena Sang Pemilik Hidup
ini telah mengatur sedemikian rupa yang
terbaik untuk hamba-hambanya. Lalu ku ambil tetesan air wudhu dan siap-siap
untuk sujud menghadap-Nya. Dalam pengucapan do’a tetesan air mata mengalir
derasnya.
“Ya Allah…..hamba tak berhak berada di surga-Mu
tapi hamba juga tak sanggup berada di neraka-Mu. hamba tak sanggup ya Allah
jika tubuh yang Engkau titipkan ini harus Engkau cabik-cabik dalam neraka-Mu. Mulut,
tangan, kaki ini akan berbicara di hadapan-Mu lantaran dosa-dosa yang banyak.
yang telah hamba lakukan, alangkah malunya wajah ini Ya Allah. Karena hanya 5 kata yaitu C-I-N-T-A
yang membuatku lalai akan adanya Engkau. Ya Allah, maafkanlah aku Ya Allah. Ku
beristigfar kepada-Nya tak henti-henti”.
…..
8 tahun ke depan
setelah aku
lulus kuliah, dan mendapat kerja yang mantap. Bunda menyuruhku untuk segera
menikah, karena sudah 6 kali aku selalu menolak pinangan, lantaran karena masih sekolah, belum mantap
dan tak ingin mengulang lagi masa lalu yang kusam.
Keesokan
harinya…..
Saat bunga-bunga
mulai bermekaran, embun-embun pagi mulai lenyap, matahari mulai muncul dari
tempat peraduannya, burung – burung berkicau riang.
Bunda dan ayah
memanggilku…..,
gimana nduk ada
seorang anak laki-laki yang mau
menikahimu.
Dan
ku jawab dengan riang dan ramah “nanti sajalah,
Yah… kalau sudah memberangkatkan ayah dan bunda naik haji????......
Nduk, ayah tau
perasaanmu. Tapi, alangkan malunya ayah jika menolaknya, karena sudah 6 kali
ayah selalu menolak seorang pemuda yang hendak menikahimu, coba engkau lihat
dulu.
iya
ayahku ? jawabku
yach…gitu
dong, anak ayah???...
…..
Gimana Le.. ?
itu anak bapak, tapi bapak tidak bisa memutuskan karena keputusan itu harus
saya tanyakan dulu pada anak bapak.
Inggih pak,
mboten-mboten napa-napa ?.......(iya pak, tidak apa-apa?)
Dalam hatiku,
aku ingin sekali berteriak keras-keras tolong ayah bilang “i-y-a” pada kak
Tifatul.
….
Tak lama
kemudian ayah menyampaikan kabar itu kepada kak Tifatul bahwa ayah menerimanya.
Dan kak Tifatul bersama anggota keluarganya datang ke rumahku untuk menanyakan
kapan akan berlangsungnya hari yang bahagian itu.
….
detik- detik
kemilaunya tlah memancar, Suara sholawat nabi begitu menggetarkan hati ini,
malaikat-malaikat turun untuk meyaksikan, tiang-tiang arsy tergontang mendengar
ucapan Dr.Tifatul Rahmat mengucapkan ikrarnya, lelesan air mata terpancar pada
bunda, ayah, sanak saudara karena begitu
senang dan bangganya.
Setelah acara
itu selesai……….
alhamdulillah,
janjiku pada ayah dan bunda tertepati. kami naik haji bersama-sama. Lantunan
asma Allah mengantarkan kami menuju rumah-Nya
yang suci yaitu Ka’bah.